Sabtu, 30 Agustus 2014

Terbaru 2020 - Download Modul Pegangan Guru Bahasa Indonesia SMA

Resep Masakan Terbaru

Modul

Infodunia-pendidikan.blogspot.com. Assalamualaikum.. Bagi sebagian tenaga pendidik atau guru. Kurikulum 2013 masih terasa membingngkan. Apalagi di beberapa daerah sosialisasi implementasi Kurikulum 2013 juga belum berjalan dengan baik. Pada kesempatan kali ini Admin akan sharing sebuah modul sebagai pegangan guru untuk implentasi kurikulum 2013. Modul yang akan di share pada kesempatan kali ini adalah modul panduan guru Bahasa Indonesia SMA kurikulum 2013.
Apa saja yang terdapat dalam Modul ini?

Isi dari Modul ini saya rasa sangat lengkap dan praktis. Karena semua aspek kurikulum 2013 dijabarkan secara spesifik dan rinci, mulai dari latar belakang kurikulum 2013, sistem penilaian kurikulum 2013 dan masih banyak lagi. Ada juga materi tentang pelatihan kurikulum 2013 seperti membuat RPP, menganalisis buku guru dan buku siswa dan lainnya.

Berikut isi dari modul Panduan Guru Bahasa Indonesia SMA Kurikulum 2013 :
 

  1. Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013
  2. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013
  3. SKL, KI, KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013
  4. Pendekatan, Penilaian dan Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013
  5. Materi Pelatihan 2: Analisis Buku (Analisis Buku Guru dan Siswa )
  6. Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian
  7. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia
  8. Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
  9. Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor
  10. Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing
  11. Analisis Video Pembelajaran
  12. Penyusunan RPP
Bagaimana ? Cukup Lengkap bukan? yang menarik dari modul ini adalah contoh penerapan kurikulum 2013 sudah berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jadi bagi rekan-rekan guru Bahasa Indonesia tidak perlu bingung lagi untuk menyesuaikan mata pelajarannya.


Demikian artikel singkat dan sederhana kali ini tentang Download Modul Pegangan Guru Bahasa Indonesia SMA/SMK. Untuk mata pelajaran lainnya Insyaa Allah pada postingan berikutnya. Oleh karenanya silakan berlangganan Artikel atau Like Facebook kami untuk mendapatkan update terbaru dari blog ini.

Semoga Bermanfaat.

Kamis, 28 Agustus 2014

Terbaru 2020 - Download RPP Silabus Adm Perkantoran (Lengkap)

Resep Masakan Terbaru

RPP Silabus SMK Lengkap
InfoDunia-Pendidikan.blogspot.com. Assalamualaikum... Bagaimana kabar sobat sekalian ? Semoga dalam keadaan baik. Pada kesempatan kali ini Admin ingin share perangkat mengajar berupa Silabus dan RPP. Kali ini Silabus dan RPP untuk SMK Jurusan Administrasi Perkantoran.

Karena kebetulan juga admin pada semester ini diberikan amanah untuk mengajar di jurusan administrasi perkantoran, sehingga admin sedikit banyak juga mencari perangkat mengajarnya. agak sulit untuk mencari perangkat ini. Namun Alhamdulillah... tidak sengaja ketika mencari materi akhirnya ketemu perangkat  RPP Silabus Administrasi Perkantoran yang cukup lengkap. Jadi sekalian saja saya share di sini.
Kenapa saya katakan lengkap, karena hampir semua mata pelajaran produktif Administrasi perkantoran telah ada di dalamnya.
Isi dari paket ini adalah:
  1. Bekerja sama degan kolega
  2. Berkomunikasi melalui telepon
  3. Melakukan Prosedur Administrasi
  4. Memahami Prinsip-prinsip Administrasi Perkantoran
  5. Memproses Perjalanan Bisnis
  6. menangani surat masuk keluar
  7. Mengelola Dana Kas Kecil
  8. Mengelola Pertemuan-Rapat (Spektrum 2008)
  9. Mengelola rapat
  10. Mengelola sistem kearsipan
Bagaimana? Cukup lengkap bukan paket dari  RPP Silabus Adm Perkantoran kali ini? tanpa panjang lebar lagi silakan Download : RPP/Silabus Adm. Perkantoran Lengkap.

Demikianlah Artikel sederhana kali ini tentang Download RPP dan Silabus Adm Perkantoran (Lengkap), Semoga bermanfaat.

Selasa, 26 Agustus 2014

Terbaru 2020 - Model Pembelajaran Kurikulum 2013 (bag.3)

Resep Masakan Terbaru

Skema PBL
InfoDunia-pendidikan.blogspot.com. Model Pembelajaran Kurikulum 2013 : Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) Assalamualaikum... Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Pada Kesempatan ini admin IDP (info Dunia pendidikan) akan share lagi tentang salah satu model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada kurikulum 2013. Model Pembelajaran kali ini adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Berikut penjelasan rinciannya.
a. Pengertian

Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Konsep

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Ada lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yaitu:

1) Permasalahan sebagai kajian.

2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman

3) Permasalahan sebagai contoh

4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses

5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik

Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai berikut.

Guru sebagai pelatih
Peserta didik sebagai problem solver
Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi
-    Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran)
-    memonitor pembelajaran
-    probbing ( menantang peserta didik untuk berfikir )
-    menjaga agar peserta didik terlibat
-    mengatur dinamika kelompok
-    menjaga berlangsungnya proses
-          peserta yang aktif
-          terlibat langsung dalam pembelajaran
-          membangun pembelajaran
-          menarik untuk dipecahkan
-          menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari

c. Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:

1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah

Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2) Pemodelan peranan orang dewasa.

Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan adalah :

- PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.

- PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut.

- PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.

3) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)

Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.

d. Model PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut :

1) Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.

2) Responsibility : PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan panutannya.

3) Realisme : kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas autentik dan menghasilkan sikap profesional.

4) Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.

5) Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.

6) Keterampilan Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.

7) Driving Questions : PBL difokuskan pada permasalahan yang memicu peserta didik berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.

8) Constructive Investigations : sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik.

9) Autonomy : proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.
e. Prinsip Proses Pembelajaran PBL

Prinsip-prinsip PBL yang harus diperhatikan meliputi konsep dasar, pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan penialainnya

Konsep Dasar (Basic Concept)

Pada pembelajaran ini fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam.

Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam kelompoknya peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstormingdengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus. ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik yang akhirnya diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya.

Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnyadari artikel tertulis di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan di kelas relevan dan dapat dipahami.

Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya dapat dibantu guru untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam kelas dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan dengan mengikuti petunjuk.

Penilaian (Assessment) 
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
 
Problem Based Learning (PBL)






Demikianlah pembahasan kali ini mengenai Model Pembelajaran Kurikulum 2013 : Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah). Jika ada yang ingin ditanyakan silakan berkomentar di bawah.
Semoga bermanfaat.

Senin, 25 Agustus 2014

Terbaru 2020 - Model Pembelajaran Kurikulum 2013 (bag.2)

Resep Masakan Terbaru

InfoDunia-pendidikan.blogspot.com. Assalamualaikum... Bagaimana Kabar Sobat sekalian? Sepertinya belakangan ini agak sibuk sehingga blog saya agak tertunda updatenya. Nah, Pada kesempatan kali ini saya ingin melanjutkan pembahasan dari artikel sebelumnya yaitu Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). Masih tentang Model Pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada kurikulum 2013 sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Pada Kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satu model pembelajaran yaitu Model Pembelajaran Kurikulum 2013 : Discovery Learning (Pembeleajaran Penenemuan). Mungkin sebagian sobat pendidik sudah sering mendengar istilah Discovery Learning. Nah kali ini akan dijelaskan secara rinci hingga langkah-langkah penerapan model belajar ini. Silakan disimak penjelasannya.

Discovery Learning


A. Definisi dan Konsep

1. Definisi

Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.

Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus Ekspository siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa menemukan informasi sendiri.

2. Konsep

Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.

Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

B. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran

Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas adalah sebagai berikut:

1). Perencanaan

Perencanaan pada model ini meliputi hal-hal sebagai berikut.

- Menentukan tujuan pembelajaran

- Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya

- belajar, dan sebagainya)

- Memilih materi pelajaran.

- Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)

- Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,

- tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa

- Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik

- Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

2). Pelaksanaan

Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut.

Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

Data collection (pengumpulan data)

Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Data processing (pengolahan data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.

Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing.Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

3). Sistem Penilaian

Dalam Model Pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa.Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa, maka pelaksanaan penilaian dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap seperti yang ada pada uraian penilaian proses dan hasil belajar pada materi berikutnya

Demikianlah pembahasan kali ini mengenai Model Pembelajaran Kurikulum 2013 : Discovery Learning (Pembelajaran Penenemuan). Jika ada yang ingin ditanyakan silakan berkomentar di bawah :)
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Terbaru 2020 - Model Pembelajaran Kurikulum 2013 (bag.1)

Resep Masakan Terbaru

InfoDunia-Pendidikan.blogspot.com. Assalamualaikum... Setelah beberapa hari tidak update konten, maka kali ini insyaa Allah kita masih membahas mengenai kurikulum 2013. Setelah sebelumnya kita juga sudah membahas mengenai Latar belakang diadakannya kurikulum 2013. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai model-model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Tulisan ini insyaa Allah akan dirilis dalam 3 bagian dan masing-masing bagian akan mengulas secara rinci model pembelajaran dalam kurikulum 2013. 

Pembelajaran Berbasis Proyek

Langsung saja, mari kita bahas model pembelajaran pertama. Yaitu model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). 

A. Definisi


Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah model  pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.Melalui PjBL, proses inquirydimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyekmemiliki karakteristik sebagai berikut:
1)      peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
2)      adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
3)      peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan,
4)    peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
5)      proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
6)      peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan,
7)      produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
8)      situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyeksebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
a.       Langkah-Langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram sebagai berikut.
Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Penjelasan langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.
1)      Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalamdan  topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
2)      Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi aturan kegiatandalam  penyelesaian proyek.
3)      Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline penyelesaian proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membimbing peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4)      Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk memonitoraktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek, menggunakan  rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang  penting.
5)      Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetens, mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik terhadap pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6)      Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.

b.      Peran Guru dan Peserta Didik
Peran guru padaPembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) Merencanakan dan mendesain pembelajaran, b) Membuat strategi pembelajaran, c) Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa, d) Mencari keunikan siswa, e) Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio pekerjaan siswa.
Peran peserta didik padaPembelajaran Berbasis Proyek meliputi : a) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset sederhana, c) Mempelajari ide dan konsep baru, d) Belajar mengatur waktu dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok, f) Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll)

c.   Sistem Penilaian
Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama pembelajaran.Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Penilaian proyekpada model ini merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1)   Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2)   Relevansi: Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3)   Keaslian: Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

Demikianlah penjelasan mengenai Model Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk kali ini mengenai model pembelajaran berbasis proyek. Semoga bermanfaat.